Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km
atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak
semua gunung berapi sering
meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Hasil
letusan gunung berapi gas vulkanik
·
Lava dan aliran pasir serta
batu panas
·
Lahar
·
Tanah longsor
·
Gempa bumi
·
Abu letusan
·
Awan panas (Piroklastik)
Berbagai
Tipe Gunung Api :
B.
Penyebab Gunung Meletus
Kerak bumi memberikan sebuah tekanan
besar pada mantel magma yang cenderung terhadap keuntungan pada setiap titik
lemah yang berada di atas kerak bumi, yang terbentuk oleh beberapa patahan,
untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk kerucut
yang khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan selama
ratusan ribu tahun. Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi.
Pada titik ini, mengingat banyaknya gunung berapi di dunia, kita bisa bertanya-tanya bagaimana magma dari mantel bisa begitu mudah keluar melalui kerak bumi.
Jawabannya terletak pada mantel yang sama, hal ini ditunjukkan oleh gerakan-gerakan konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian atas yang lebih dingin, digantikan oleh magma bagian dalam yang lebih panas dalam siklus terus menerus, mirip dengan air mendidih dalam ketel. Konveksi aliran ini banyak terdapat di dalam mantel dan bergerak seperti ban berjalan, mampu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini, dibagi menjadi banyak lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa centimeter setiap tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak stabil dari kerak bumi di mana magma dari mantel dengan mudah dapat muncul untuk membentuk gunung berapi.
Pada titik ini, mengingat banyaknya gunung berapi di dunia, kita bisa bertanya-tanya bagaimana magma dari mantel bisa begitu mudah keluar melalui kerak bumi.
Jawabannya terletak pada mantel yang sama, hal ini ditunjukkan oleh gerakan-gerakan konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian atas yang lebih dingin, digantikan oleh magma bagian dalam yang lebih panas dalam siklus terus menerus, mirip dengan air mendidih dalam ketel. Konveksi aliran ini banyak terdapat di dalam mantel dan bergerak seperti ban berjalan, mampu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini, dibagi menjadi banyak lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa centimeter setiap tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak stabil dari kerak bumi di mana magma dari mantel dengan mudah dapat muncul untuk membentuk gunung berapi.
C. Proses Terjadinya Gunung Meletus
1. Status awas
Pada status awas, aktifitas magma dari
dalam bumi ini diketahui dari naiknya suhu kawah dan adanya getaran-getaran
gempa vulkanik. Temperatur magma yang sangat tinggi ini akan mendekati sumbat
yang menyebabkan air memanas. Proses pemanasan ini juga akan mungkin diikuti
dengan adanya rekahan-rekahan akibat tekanan magma, rekahan ini akan sangat
mungkin menyebabkan bocornya danau. Kebocoran danau ini tentunya menyebabkan
air danau menjadi uap di bawah kawah yang juga akan menambah tekanan dari
dalam.
2. Awal letusan
Hidrovolkanik
Akibat jumlah air yang bocor masuk ke
dalam sudah sangat banyak akan mungkin menimbulkan letusan akibat air yang
mendidih. Letusan ini sering disebut sebagai letusan hidrovulkanik, letusan ini
memang akan banyak di jumpai pada gunung api yang berada di laut, misalnya
gunung Krakatau, dan gunung-gunung api di hawai, sangat mungkin yang terjadi
saat ini adalah letusan. Letusan awal akibat proses ini. Sangat mungkin
terdengar dentuman-dentuman serta longsoran-longsoran dinding kalau saja
tekanan magma ini terus menerus mendorong maka proses letusan akan berlanjut ke
proses berikutnya.
3. Letusan semi
Magmatik
Pada saat semua air di danau habis
masuk dan bercampur dengan magma membara yang menyembul dari dalam, akan
terjadi proses perubahan fase air menjadi uap secara mendadak, tentunya kita
tahu ketika terjadi perubahan fase ini maka akan terjadi perubahan tekanan.
Temperatur magma ini rata-rata sekitar 600◦C
hingga 1,170◦C (110-2140◦f)
sehingga air yang terkena magma panas ini akan serta merta menjadi uap dalam
sekejap. Tekanan uap air ini akan sangat besar dan mampu menggetarkan dan
bahkan melemparkan material-material vulkanik di atasnya. Sumbat kawah serta
kerikil dan pasir yang berada dikelilingnya kepundan akan mungkin terlempar
keluar.
Pada saat ini juga akan terjadi
ketidak seimbangan landasan atau fondasi dari dinding-dinding kawah ini akan
membuat dinding kawah runtuh.
4. Letusan
magmatik
Ketika letusan preatik (preathic
eruption) terjadi bersamaan dengan aktifitas magmatic, maka akan sangat mungkin
letusannya sangat dasyat. Namun kalau saja letusan semi magmatic di atas
dihabiskan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan letusan magmatik, maka
mungkin letusannya tidak optimum. Namun yang ditakutkan justru mengapa kemarin
itu tanda-tanda kejadian pra letusan 1990 sudah terlihat kok masih juga belum
meletus seolah-olah.
D. Dampak
dan Akibat Bencana Gunung Meletus
Dampak Positif Bagi Bisnis dan
Perekonomian :
·
Menambah
kesuburan kawasan sekitar merapi, sehingga dapat ditumbuhi banyak pepohonan dan
dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu beberapa tahun kedepan
·
Dapat dijadikan
objek wisata bagi wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara setelah Gunung
Merapi meletus
·
Hasil erupsi
(pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti penambangan pasir dan karya
seni dari endapan lava yang telah dingin.
·
Aktifitas
gunung api dapat menghasilkan geothermal atau panas bumi yang sangat berguna
dalam kehidupan sehari-hari
·
Sisa-sisa
aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan bahan-bahan tambang yang berguna dan
bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.
·
Membangkitkan
industry semen dan industry yang berkaitan dengan insfrastuktur bisa bangkit,
termasuk bisa menyerap banyak tenaga ahli untuk memulihkan infrastruktur dan
sector lainnya di kawasan terkena musibah.
·
Terjadinya
disribusi keadilan ekonomi, dengan banyaknya sumbangan dari para dermawan.
Dampak Negatif Bagi Bisnis dan
Perekonomian :
·
Merusak
pemukiman warga sekitar bencana
·
Menyababkan
kebakaran hutan (Bencana Merapi)
·
Pepohonan dan
tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan mati akibat debu
vulkanik, begitu juga dengan ternak warga banyak yang mati akibat letusan
Gunung Merapi
·
Menyebabkan
gagal panen
·
Matinya
infrastruktur
·
Terhentinya aktivitas
mata pencaharian warga sekitar bencana
·
Pemerintah
harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk memperbaiki infrastruktur
yang telah rusak akibat bencana
·
Terhentinya
industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi Borobudur (Bencana Merapi)
·
Bandar udara
tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena debu
vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan mesin
pesawat mati
·
Mengganggu
hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat lumpuh
E. Upaya atau Usaha Penanggulangan Bencana Gunung
Meletus
Upaya
memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung
berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1. Pemantuan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB.
Petugas pos pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi.
Tindakan tersebut antara lain :
- Mengevaluasi laporan dan data
- Membentuk Tim Tanggap Darurat
- Mengirimkan Tim ke lokasi
- Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penggulangan bencana
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.
Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
1. Pemantuan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB.
Petugas pos pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi.
Tindakan tersebut antara lain :
- Mengevaluasi laporan dan data
- Membentuk Tim Tanggap Darurat
- Mengirimkan Tim ke lokasi
- Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penggulangan bencana
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.
Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar